Jumat, 25 November 2011

Optimalisasi Filsafat Ilmu dalam Pemecahan Fenomena Lingkungan

Optimalisasi Filsafat Ilmu dalam Pemecahan Fenomena Lingkungan

A.   Moral dan Etika

Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan, akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup (Poespoprodjo, 1986; BP-7, 1993; Soegito, 2002). Kata moral dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang melahirkan etika. Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli nilai (takaran, harga, angka kepandaian, kadar/mutu, sifat-sifat yang penting dan berguna) dan moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan moral itu.
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok. Etika adalah perwujudan dan pengejawantahan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai, sedangkan moral adalah petunjuk konkret yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup (Suseno, 1987; Salam, 1996).
Moral adalah sebuah pranata seperti halnya agama, politik, bahasa dan sebagainya yang sudah ada sejak dahulu kala dan diwariskan secara turun-temurun. Sebaliknya, etika adalah sikap kritis setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu. Pleh karena itu, moralitas dapat saja sama, tetapi sikap etis bisa saja berbea antara satu orang dengan orang lainnya dalam masyarakat yang sama, atau antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Realitas tidak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia melalui ilmu yang terus digali sangat berkembang dengan pesat. Manusia, pada akhirnya berhutang budi kepada ilmu tersebut. Berkat kemajuan pada bidang ini maka pemenuhan kebutuhan manusia dapat dipenuhi karena dapat dilakukan secara cepat dan lebih mudah, seperti kebutuhan kesehatan, transportasi, komunikasi, pemukiman, pendidikan, hiburan dan rekreasi (Maman Rahman dkk, 2008:214).


B.   Penerapan Moral dan Etika dalam Pengembangan Teknologi

Moral sangat diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Di dalam era pembangunan ini, betapa sangat pentingnya keberadaan moral dan etika yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk menunjang perkembangan teknologi yang ada. Moral diibaratkan sebagai rem agar tidak ada penyalahgunaan wewenang ataupun jabatan yang dilakukan oleh setiap individu yang melakukannya. Apabila setiap individu yang melaksanakan pembangunan tidak dilandasi oleh adanya moral dan etika, maka bukan tidak mungkin akan terjadi adanya ketidak seimbangan yang akan terjadi di dunia ini. Misalkan saja dalam studi kasus pengembangan bisnis property yang banyak dilakukan oleh pengembang-pengembang terkemuka yang ada di Indonesia. Apabila tidak dilandasi dengan adanya moral dan etika terhadap lingkungan yang ada, bukan tidak mungkin bahwa semakin banyak hutan yang mengalami pembalakan liar yang secara besar-besaran dan tidak ada tindakan reboisasi yang dilakukan. Maka pemanasan global yang dialami oleh bumi ini akan semakin menjadi parah dan tidak ada penyelesaian yang mumpuni.
Seharusnya dengan adanya moral dan etika yang dimiliki oleh setiap individu, maka pemanasan global yang terjadi di dunia ini bisa dihindari. Mungkin dengan penanganan yang benar maka hal ini tidak akan terjadi. Mungkin bisa disikapi dengan membangun kawasan hutan kecil di sekitar perumahan atau dengan mengadakan penanaman kembali hutan yang telah ditebangi untuk menghindari bencana yang terjadi karena dampak penggundulan hutan itu seperti banjir dan tanah longsor. Universitas Negeri Semarang sebagai salah satu Universitas Negeri di Indonesia, mulai memeloporkan diri sebagai salah satu Universitas konservasi di dunia ikut berpartisipasi dalam beberapa tindakan penyelamatan lingkungan seperti adanya anjuran bersepeda ke kampus, atau program satu mahasiwa satu pohon yaitu anjuran setiap mahasiswa menanam satu pohon yang bisa berumur panjang untuk program penghijauan. Adanya pembangunan taman di dekat rektorat, atau di setiap kampus juga ikut membantu pemberian oksigen di kampus Universitas Negeri Semarang.

0 komentar:

Posting Komentar